Kesabaran Menangkan Ara
Rencananya, para calon menteri akan bertemu Jokowi dan Jusuf Kalla yang baru terpilih sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2014 pada siang hari, pengumuman kabinet pada sore hari, dan pelantikan pada hari Senin.
Minggu (26/10/2014) pagi, usai sarapan di rumah, Ara berencana sowan menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebelum ke Istana Kepresidenan. Sebagai ketua DPP PDIP bidang pemuda, ketua umum Taruna Merah Putih dan anggota DPR dari Fraksi PDIP, Ara merasa memiliki kewajiban menemui Megawati sebelum bertemu Jokowi di istana.
"Seperti biasa, setiap pagi sebelum sarapan, kami selalu memulai langkah dengan doa karena kami percaya kita hanya bisa berusaha tetapi tuhan yang menentukan. Kemudian saya pamit ke istri dan anak menuju kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Saya tunggu ada berapa jam tetapi Ibu Mega enggak bisa ketemu. kemudian Pak Jokowi telepon, 'di mana Mas Ara?' Saya jawab, di Teuku Umar, kemudian 'apakah Ibu Mega bisa ketemu?' tidak. 'Ya sudah Mas Ara ke istana," tutur Ara menirukan percakapannya dengan Jokowi kala itu.
Ara lantas bergegas ke Istana Kepresidenan dan bertemu Jokowi dan JK. Kepada Ara, JK mengaku dirinya dan Jokowi ingin melantik Ara sebagai menteri.
"Masih ada kok saksinya Pak Jokowi panggil saya. Saya duduk di tengah, Pak Jokowi dan Pak JK. Pak JK yang menyampaikan kepada saya, 'kalau kamu dilantik akan ada beberapa menteri yang akan ditarik keluar kabinet'. Saksinya kita bertiga saja," tutur Ara.
Akhirnya nama Ara tidak ada dalam daftar menteri yang diumumkan Jokowi setelah enam hari dilantik pada 20 Oktober 2014, atau tepatnya Minggu, 26 Oktober 2014. Padahal, nama Ara hendak diberi kursi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Ara memang ada dalam daftar nama-nama tokoh yang diundang di acara pengumuman Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Usai nama-nama menteri diumumkan, Ara tepergok sedang berbincang bersama Jokowi di taman belakang Istana Merdeka. Jokowi ketika itu mengantar Ara yang hendak meninggalkan Istana Merdeka. Ara tampak mengenakan atasan warna putih dan bawahan hitam sebagaimana pakaian yang dikenakan para menteri ketika diumumkan.
Peristiwa batalnya Ara dilantik jadi menteri menjadi buah bibir kala itu. Nada sumbing ada yang menyebutkan Ara tidak mendapat restu Megawati.
Ara meyakini kegagalannya waktu itu akan lebih menguatkan dirinya dan keluarga. "Saya tahu besi itu ditempa dengan sesuatu yang berat makanya jadi kuat. Kami yakin, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Itu adalah pepatah lama yang kami pegang. Dan semua adalah rencana Tuhan," katanya.
Ara justru merasa berterima kasih karena kegagalannya menjadi menteri malah membawa hal positif.
"Saya pada waktunya akan berterima kasih kepada yang tidak menjadikan dan tidak mengizinkan saya sebagai menteri karena dengan begitu lebih banyak waktu saya untuk memperhatikan keluarga, orang tua saya, dan saya juga berkegiatan sosial, saya juga lebih fokus membangun usaha-usaha kami. Jadi semua adalah jalan Tuhan. Jadi ya sudah. Kecewa, sebagai manusia bohong kalau tidak kecewa, tetapi jangan lama-lama," tuturnya.
Kesabaran Ara berujung kemenangan sebagaimana bunyi pedoman Alkitab yang diyakininya. "Dan orang yang sabar akan menang dalam segala sesuatu." Amsal 28: 13.
Ya, Ara kini dilantik menjadi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) pada Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.
"Demi Tuhan saya berjanji, bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab. Kiranya tuhan menolong saya," ucap Ara di Istana Negara, Senin (21/10/2024).
Ara juga kini hijrah dari PDIP ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Saat berpamitan usai mengunjungi kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai banteng moncong putih tersebut, Senin (15/1/2024) malam, Ara mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hingga Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
"Sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan," ungkapnya.
Menurut pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969 ini, hidup harus bermakna dan bermanfaat.
"Kalau cuma ada, tetapi tidur-tidur saja ya buat apa. Ada kan harus bermakna, harus berarti, harus bermanfaat. Saya diajarkan orang tua saya, jabatan penting tetapi jauh lebih penting kepercayaan dan kamu bisa bermanfaat. Buat apa punya jabatan atau punya status tetapi tidak berdampak positif. itu ajaran yang saya pegang dari ayah saya yang mengajarkan politik itu suci," paparnya.
Entah kebetulan atau tidak, pilihan Ara untuk terus berkarya dengan bergabung ke Partai Gerindra yang berlogo kepala burung Garuda sangatlah tepat sebagaimana penutup tulisan ini yang mengutip Alkitab.
"Tetapi mereka yang menanti-nanti TUHAN, memperoleh kekuatan baru; mereka naik dengan sayap rajawali; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi Lelah." Yesaya 40:31.